Sumber gambar, Ashley Sukru
-
- Penulis, Esther Kahumbi
- Peranan, Global Health
Ashley Sukru baru berusia 14 tahun ketika teman sekolahnya menemukan uban di rambutnya. Momen itu mengubah cara pandangnya dalam berpenampilan selama bertahun-tahun.
“Saya langsung berpikir, ‘Saya baru berusia 14 tahun’. Tidak seharusnya ada uban di rambut saya,” kenangnya.
Ia pun mengingat pernah menyempatkan pulang saat istirahat makan siang demi memeriksa rambutnya. “Uban yang saya temukan makin banyak. Saya merasa sangat malu,” ungkapnya.
Ashley pun memohon kepada orang tuanya untuk diizinkan mewarnai rambutnya.
“Bayangkan di masa remaja, saat saya ingin bisa berbaur, uban bukan sesuatu yang akan membantu saya. Justru sebaliknya. Karena itu saya berusaha menyembunyikannya saat itu.”
Apa penyebab uban muncul pada usia remaja?
Para ahli mengatakan genetika merupakan faktor terkuat yang menentukan kapan seseorang mulai beruban. Ashley mencoba menjalani tes dan hasilnya terbukti. Ia mengetahui ibunya juga mulai beruban pada usia 14 tahun dan neneknya sekitar usia 17 tahun.
Namun kekhawatiran seperti yang dirasakan Ashley wajar. Dokter menemukan makin banyak pasien muda dengan rentang usia awal 20-an hingga 30-an tahun mulai gelisah karena uban prematur.
Apa sebenarnya uban prematur itu?
Bagi orang yang menjalani gaya hidup sehat, rambut beruban pada orang Kaukasia mulai muncul pada usia 35 tahun. Bagi orang Asia dan Afrika, uban baru akan terlihat sekitar 10 tahun lebih lambat.
Dengan demikian, tiap rambut beruban yang tumbuh sebelum usia ini dianggap prematur. Makin ke sini, uban prematur untuk orang Kaukasia terlihat jauh lebih dini yakni sebelum usia 20 tahun, lalu untuk orang Asia sebelum usia 25 tahun, dan untuk orang Afrika terjadi sebelum usia 30 tahun.
Batasan-batasan ini ditetapkan berpatokan pada cara gen bekerja untuk memberikan pigmen pada folikel rambut pada beberapa ras.
Ternyata, beberapa ras memiliki proses lebih lambat sehingga uban baru terlihat ketika usia menginjak 30 tahun atau bahkan 40 tahun.
“Dengan begitu, kita tahu kapan harus mencari penyebab lain dan kapan hal itu merupakan bagian dari penuaan normal,” kata Sermed Mezher, seorang dokter umum di Inggris.
Sumber gambar, Getty Images
- Kekurangan nutrisi dan vitamin
Menurut para ahli, uban prematur bisa menjadi tanda ketidakseimbangan nutrisi dan kekurangan vitamin yang perlu diatasi.
Kadar vitamin B12 yang rendah dianggap sebagai salah satu kontributor paling umum. Meski disebutkan juga faktor lain seperti kekurangan vitamin D, zinc, zat besi, dan asam folat yang rendah bisa memicu uban prematur.
Dikenal juga sebagai cobalamin, B12 memainkan peran vital dalam produksi sel darah merah yang sehat.
Seperti diketahui, darah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, termasuk ke folikel rambut. Folikel yang teroksigenasi dengan baik sangat penting untuk mempertahankan produksi pigmen.
“Pemenuhan B12 terutama berasal dari produk hewani. Jadi, jika seseorang merupakan vegan sejati dan tidak mengonsumsi suplemen, maka itu bisa menjadi pencetus dalam kasus mereka,” kata Dr Mezher.
Sementara itu, makanan seperti kerang, biji wijen, sayuran berdaun hijau gelap, dan hati sapi dan domba merupakan sumber yang baik untuk mengaktifkan enzim tyrosinase yang membantu produksi melanin.
Namun, para ahli mengingatkan bahwa tidak ada obat mujarab yang terbukti dapat membalikkan uban. Selain itu ada peringatan juga kelebihan mineral tertentu seperti zinc dan vitamin C dapat mengganggu penyerapan nutrisi lainnya dan berpotensi menyebabkan defisiensi.
Orang-orang telah mengonsumsi suplemen zinc dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan kesehatan imunitas mereka, terutama selama pandemi Covid, kata Maria Marlowe, seorang ahli gizi dan penulis yang mulai beruban di usia 20-an.
“Jika suplemen tersebut tidak diformulasikan dengan baik, maka bisa menguras cadangan nutrisi yang lain pada saat yang sama,” ujar Marlowe.
“Jika ingin mengonsumsi suplemen zinc, selalu pastikan untuk mengonsumsi zinc bersama mineral esensial lain yakni tembaga, sehingga keduanya dikombinasikan.”
Sementara itu, terlalu banyak zat besi dan terlalu banyak vitamin C juga dapat menurunkan kadar tembaga di tubuh, kata Marlowe.
Sumber gambar, Maria Marlowe
Dokter menambahkan, kemunculan uban prematur karena kekurangan mineral akan disertai gejala lain.
“Dengan mineral seperti tembaga, mereka dapat mengalami penambahan berat badan berlebihan, rambut menipis, dan ruam. Dapat juga merasa lelah yang ekstrem, serta tidak toleran terhadap dingin,” kata Dr Mezher.
Setelah menjalani tes, Marlowe yang merupakan ahli gizi menemukan dirinya kekurangan tembaga, besi, dan yodium.
Ia juga melakukan tes untuk logam berat, yang menurutnya dapat memicu uban prematur karena penyerapan mineral di tubuhnya diduga terganggu. Hasilnya, ia menemukan kadar timbal dan kadmium dalam tubuhnya meningkat.
Marlowe menjelaskan, ini tak bisa lepas dari industrialisasi yang terjadi.
“Kita semua rentan terpapar logam berat yang bisa terdapat di udara yang kita hirup, serta makanan yang kita konsumsi,” ucap Marlowe.
“Misalnya, beberapa jenis ikan mengandung merkuri lebih tinggi daripada yang lain. Masalahnya pun muncul ketika kita mengonsumsi lebih banyak daripada yang dapat ditangani oleh tubuh kita dalam satu waktu.”
Menurut studi Universitas Columbia, penyebab lain terkait stres. Dari studi tersebut, stres yang berkurang menumbuhkan kembali rambut baru ke warna alaminya.
Dokter pun menyarankan untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen atau mengubah pola makan.
“Jika kita menemukan kadar B12 yang rendah, kekurangan tembaga, vitamin D atau masalah tiroid, dengan mengonsumsi suplemen, maka benar pigmen dapat kembali,” jelas Dr Mezher.
“Bahkan jika rambut tidak kembali seperti semula, setidaknya dapat mengurangi uban atau menghentikan perkembangannya. Tapi ada hal lain yang tidak disadari, salah satunya mengelola hal-hal seperti stres oksidatif, misalnya.” ujar Dr Mezher.
Marlowe mengaku melihat perubahan pada ubannya setelah mengubah menu makanannya dan mengurangi makanan yang mengandung logam berat.
Menurutnya, perlu waktu minimum tiga bulan agar ubannya berkurang, meski dirinya belum berhasil menghilangkan seluruh ubannya.
Antioksidan yang terkandung dalam sayur dan buah-buahan direkomendasikan untuk membantu menetralkan radikal bebas. Molekul-molekul ini berkontribusi pada terbentuknya stres oksidatif yang dapat merusak DNA dan menyebabkan kerontokan rambut serta uban prematur.
“Hal-hal seperti asap rokok, stres psikologis, minum alkohol berlebihan, atau berada di area dengan polusi berlebihan juga dapat menyebabkan stres oksidatif,” kata Dr Mezher.
Sejak melahirkan tahun lalu, Marlowe mengatakan beberapa uban kembali muncul.
Sumber gambar, Maria Marlowe
Mengapa muncul uban pada rambut?
Sebelum berbicara mengenai tumbuhnya uban, perlu diketahui rambut baru sejatinya tumbuh dari folikel rambut di kulit yang juga menjadi tempat sel-sel penghasil pigmen yang disebut melanosit.
Melanosit memproduksi dua jenis pigmen melanin, yakni eumelanin yang menentukan seberapa gelap rambut dan pheomelanin yang menentukan seberapa merah atau kuning rambut. Pigmen-pigmen ini juga menentukan warna kulit dan mata.
Dari studi proses penuaan sel oleh tim dari New York University (NYU) menemukan seiring rambut menua, rontok, dan kemudian tumbuh kembali terus menerus jumlah sel induk melanosit kian lambat diproduksi sehingga berdampak pada fungsinya.
Akibatnya, sel induk melanosit yang makin sedikit ini bergerak terbatas di sekitar folikel dan menjadi statis sehingga gagal berkembang menjadi melanosit yang matang.
Tanpa melanosit yang menghasilkan pigmen, rambut menjadi abu-abu, putih, atau perak yang kemudian disebut sebagai uban.
Sumber gambar, Ashley Sukur
Kini, Ashley yang sudah berusia 28 tahun dan memahami ubannya karena faktor genetika mulai berubah perspektif.
Uban keperakan itu menjadi bagian dari identitasnya. Bahkan ia telah membangun komunitas online pada anak muda yang menantang pandangan konvensional tentang kecantikan dan penuaan.
“Ketika saya mulai mengunggah video di TikTok dan Instagram, saya menemukan banyak wanita seusia saya yang membiarkan ubannya tumbuh,” kata Ashley.
“Saya berharap bisa menginspirasi lebih banyak wanita untuk menerima uban mereka, daripada mengatakan ‘uban itu jelek dan tua’, kita bisa mengatakan ‘tidak, uban itu kuat, uban itu pernyataan bahwa dirimu unik’.”