- 
- Penulis, Maia Davies
- Peranan, BBC News
 
Dame Jane Goodall, konservasionis sekaligus pakar simpanse terkemuka dunia, meninggal dunia pada usia 91 tahun. Penelitiannya membantu mengungkap betapa dekatnya hubungan manusia dengan simpanse. Ia juga bekerja tanpa lelah untuk proyek-proyek konservasi di seluruh dunia.
Dr Goodall meninggal karena sebab alamiah saat berada di California dalam rangka tur pidato di AS, menurut pernyataan dari Jane Goodall Institute.
Dikatakan bahwa penemuannya “merevolusi ilmu pengetahuan” dan bahwa dia adalah “seorang pendukung yang tak kenal lelah dalam hal perlindungan dan pemulihan alam kita”.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan berduka cita atas meninggalnya Dr. Goodall, dengan mengatakan ia “bekerja tanpa lelah untuk planet kita dan semua penghuninya, meninggalkan warisan yang luar biasa bagi umat manusia dan alam”.
Greenpeace menyatakan pihaknya “sangat terpukul” atas kematiannya, dan menyebutnya “salah satu raksasa konservasi sejati di zaman kita”.
Wakil direktur eksekutifnya di Inggris, Will McCallum, mengatakan: “Warisan Dr. Goodall tidak hanya dalam sains, tetapi juga dalam gerakan global yang ia bantu picu untuk melindungi alam dan memberikan harapan bagi dunia yang lebih baik.”
Sementara itu, Naturalis Chris Packham mengatakan kepada BBC bahwa ia menganggap Goodall sebagai salah satu pahlawannya, menyebutnya “revolusioner” dan “luar biasa”.
“Kehilangan seorang pahlawan di saat kita membutuhkan mereka semua di garis depan untuk berjuang demi kehidupan di bumi adalah sebuah tragedi.”
Sumber gambar, Getty Images
Siapa Jane Goodall?
Lahir pada 1934 dan dibesarkan di London, Dr Goodall mengatakan minatnya akan satwa muncul setelah membaca buku-buku seperti The Story of Dr Doolittle dan Tarzan.
Ia bertemu dengan primatolog terkemuka, Profesor Louis Leakey, saat tinggal di peternakan milik temannya di Kenya kala berusia pertengahan dua puluhan.
Meskipun ia tidak memiliki kualifikasi apa pun, Leakey melihat potensinya dan membantu mengatur perjalanan penelitian pertamanya ke hutan-hutan Tanzania pada 1960 silam.
Goodall menjadi orang pertama yang menemukan seekor hewan menggunakan alat—seekor simpanse jantan besar, yang ia beri nama David Greybeard, menggali rayap dari gundukan dengan tongkat.
Hingga saat itu, hanya manusia yang dianggap cukup cerdas untuk melakukan hal tersebut. Pengamatannya menantang pemikiran ilmiah konvensional selama bertahun-tahun dan membentuk masa depan ilmu evolusi.
Karyanya diterbitkan di jurnal terkemuka, dan pada 1965 ia tampil di sampul depan majalah National Geographic, memperkenalkan dunia akan kehidupan emosional dan sosial primata.
Sumber gambar, Getty Images
Ia mengungkapkan bahwa hewan-hewan tersebut membentuk ikatan keluarga yang kuat dan bahkan terlibat dalam konflik memperebutkan wilayah.
Ia tampil dalam sebuah film dokumenter televisi yang dinarasikan oleh Orson Welles, yang menampilkannya bermain dan bergulat dengan bayi simpanse.
Pendekatan yang dilakukan Goodall—berinteraksi begitu erat dengan hewan yang ditelitinya, menamai mereka, dan bahkan menyebut mereka “sahabat saya”—dicemooh oleh beberapa ilmuwan, yang kebanyakan laki-laki, pada saat itu.
Ia meraih gelar doktor berdasarkan temuannya, meskipun tidak memiliki gelar sarjana atau pelatihan ilmiah sebelumnya.
Setelah pengalamannya di lapangan, ia menjadi aktivis satwa, berupaya membebaskan simpanse yang dipelihara di kebun binatang atau di penangkaran untuk penelitian medis.
Dia juga mendesak tindakan terhadap perubahan iklim dalam menghadapi kerusakan habitat yang meluas.
Ia mengatakan kepada BBC pada 2024 : “Kita sedang berada di tengah kepunahan besar keenam… semakin banyak yang dapat kita lakukan untuk memulihkan alam dan melindungi hutan yang ada, semakin baik.”
Ketika ditanya apa yang membuatnya tetap termotivasi di usia senja, dia berkata: “Tentunya orang menginginkan masa depan untuk anak-anak mereka.”
Sumber gambar, Getty Images
Institut Jane Goodall, yang dia didirikan pada 1977, berfungsi melindungi simpanse dan mendukung berbagai proyek yang bertujuan memberi manfaat bagi hewan dan lingkungan.
Dr Goodall diangkat menjadi Dame pada 2003 dan menerima Medali Kebebasan Presiden AS pada 2025.
Ia dikenal sering bepergian untuk pekerjaannya, dan mengatakan kepada surat kabar Times pada 2022 bahwa ia tidak tidur di ranjang yang sama selama lebih dari tiga minggu sejak 1986.
Goodall bekerja keras hingga akhir hayatnya. Sepekan lalu, dia diwawancarai di atas panggung di New York. Ia dijadwalkan berbicara lagi di sebuah acara yang tiketnya terjual habis pada 3 Oktober di California.
‘Seorang humanis yang visioner’
Duke dan Duchess of Sussex telah memberikan penghormatan kepada Goodall, menggambarkannya sebagai “pembela yang tak kenal lelah” untuk perlindungan alam.
“Dr Jane Goodall DBE adalah seorang visioner kemanusiaan, ilmuwan, sahabat bagi planet ini, dan sahabat bagi kita,” kata Pangeran Harry dan Meghan dalam sebuah pernyataan.
Aktor dan aktivis lingkungan Leonardo DiCaprio menyebutnya “pahlawan sejati bagi planet ini”.
“Selama puluhan tahun, Jane menjelajahi dunia dengan energi yang tak kenal lelah, menyadarkan generasi-generasi akan keajaiban alam,” kata DiCaprio.
“Dia menginspirasi jutaan orang untuk peduli, bertindak, dan berharap.”
Mantan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan “rasa belas kasihnya akan tetap hidup” dalam pekerjaan konservasi di masa mendatang.
Organisasi lingkungan, termasuk Greenpeace dan People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), juga telah memperingati warisan Dr Goodall.
 
					 
		 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                