Sumber gambar, Hilda B Alexander/Kompas.com
Presiden Prabowo Subianto tengah menyiapkan Pulau Galang di Kepulauan Riau untuk menjadi tempat pengobatan bagi 2.000 warga Gaza, Palestina, yang terluka.
Rencana itu diungkapkan Prabowo dalam Sidang Kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (06/08).
“Presiden kemarin juga memberikan arahan untuk Indonesia memberikan bantuan pengobatan untuk sekitar 2.000 warga Gaza yang menjadi korban perang,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, di kantornya, Jakarta, Kamis (07/08).
“Yang luka-luka, yang mengalami apa, mungkin kena bom, kena reruntuhan dan segala macam. Dan rencananya disiapkan pusat pengobatannya nanti di Pulau Galang,” lanjut Hasan.
Di sisi lain, media di Israel melaporkan, bahwa Israel disebut telah mencapai kesepakatan dengan lima negara yang siap menerima warga Gaza, termasuk Indonesia, Ethiopia dan Libia.
Hasan bilang, Pulau Galang dipilih karena memiliki fasilitas rumah sakit dan fasilitas pendukung untuk mengobati warga Gaza yang menjadi korban perang.
“Termasuk juga nanti untuk menampung keluarga yang mendampingi korban-korban perang ini,” ujarnya.
Sumber gambar, Mustafa Yalcin/Anadolu via Getty Images
Alasan pemilihan Pulau Galang, kata Hasan, karena pulau itu terpisah dari warga Indonesia yang bermukim di pulau-pulau lainnya.
“Karena di sana juga dulu pernah tempat pengungsian, tapi juga pernah untuk pusat penanganan Covid waktu itu di sana. Jadi sebenarnya kalau dalam sisi keamanan dan kenyamanan warga itu bisa manageable.”
Selain itu, Hasan menegaskan bahwa bantuan yang diberikan Indonesia itu hanya di sektor pengobatan.
“Ini bukan evakuasi ya, ini untuk pengobatan. Jadi nanti setelah sembuh, setelah selesai pengobatan, mereka tentu akan kembali lagi ke Gaza.”
“Jadi bukan memindahkan warga, tapi kita semacam operasi kemanusiaan untuk membantu sebanyak yang kita bisa,” katanya.
Hasan menambahkan, Prabowo telah menugaskan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri untuk menyiapkan rencana itu.
Pulau Galang berada di wilayah pemerintahan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini terletak di bawah Pulau Rempang, sempat memanas akibat sengketa agraria untuk pembangunan proyek Rempang Eco-City.
Kapan wacana evakuasi warga Palestina muncul?
Wacana Indonesia akan menampung warga Gaza ini sebenarnya sudah mulai berembus sejak 19 Januari lalu.
Berdasarkan pemberitaan NBC, Indonesia merupakan salah satu negara yang dipertimbangkan untuk menjadi tujuan relokasi warga Gaza.
Namun, menurut laporan NBC, banyak pihak meyakini bahwa relokasi ini hanya kedok Israel untuk mengusir warga Palestina. Mereka curiga nantinya Israel tak mengizinkan lagi warga Gaza kembali ke tanah airnya.
Tak lama setelah pemberitaan NBC itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan pemerintah tidak pernah menerima informasi apa pun terkait rencana relokasi tersebut.
Wacana ini kembali mengemuka pada Maret lalu.
Media Israel melaporkan sebanyak 100 warga Gaza akan dikirim ke Indonesia dalam sebuah program percontohanuntuk mendorong migrasi sukarela warga Palestina dari Jalur Gaza.
Program ini akan dijalankan oleh Mayor Jenderal Ghassan Alian yang mengepalai Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah Palestina, sebuah badan di bawah Kementerian Pertahanan yang dikenal dengan akronim COGAT.
Kabar terbaru dilaporkan media Israel, pada 31 Juli lalu.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut-sebut berupaya mempercepat rencana untuk mendorong migrasi sukarela penduduk Gaza ke luar negeri guna mempertahankan Menteri Dalam Negeri berhaluan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, di kabinet pemerintahan.
Kesepakatan dilaporkan telah dicapai dengan lima negara yang bersedia menerima migran, termasuk Ethiopia, Libia, dan Indonesia.
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia belum merespons laporan tersebut.
Sejarah Pulau Galang, dari manusia perahu asal Vietnam hingga pasien Covid-19
Sumber gambar, Dirck Halstead/Getty Images
Ini bukan kali pertama Pulau Galang dijadikan tempat menerima warga asing.
Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto menjadikan pulau ini sebagai kamp penampungan bagi ratusan ribu pengungsi dari Vietnam.
Mereka nekat melintasi lautan ke berbagai negara untuk menyelamatkan diri dari perang saudara, salah satunya Indonesia. Belakangan mereka dijuluki ‘Manusia Perahu’.
Sumber gambar, Dirck Halstead/Getty Images
Berdasarkan laporan, 19 Mei 1975, sekitar 97 orang manusia perahu Vietnam tiba pertama kali di Indonesia. Sedangkan menurut laporan PBB tahun 1979, ada 43.000 manusia perahu masuk Indonesia.
Melalui forum konferensi internasional tentang lokasi pengungsi Indocina di Jenewa 1975, Indonesia bersama Malaysia, Thailand, dan Hong Kong menyediakan diri sebagai tempat pengungsian.
Sumber gambar, KOMPAS.COM/HADI MAULANA
Kemudian, pada 21 Februari 1979, ASEAN bersama UNHCR mengadakan rapat di Bangkok, Thailand. Rapat itu memilih Pulau Galang untuk menampung para pengungsi Vietnam.
Pulau ini dipilih sebagai kamp pengungsian karena dianggap memiliki lokasi yang strategis dan mudah diakses.
Total sebanyak 140.738 pengungsi yang masuk ke Pulau Galang pada 1979.
Sejak dibuka, Pulau Galang telah mengakomodir lebih dari 250.000 pengungsi Vietnam hingga akhirnya kamp tersebut ditutup pada 1996, sebagaimana dilaporkan Majalah Tempo.
Sumber gambar, Teguh Prihatna/NurPhoto via Getty Images
Saat virus corona mewabah pada 2020, Pulau Galang dipilih untuk menampung dan mengobati pasien yang terinfeksi, serta mengantisipasi penyebaran luas virus itu.
Di pulau ini dibangun Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Covid-19, yang dibuka pada 6 April 2020.
RSKI ini kemudian ditutup pada Desember 2022, menyusul masifnya vaksinasi Covid-19 dan penurunan kasus.
Pulau Galang juga sempat diusulkan menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Rohingnya. Namun, opsi ini kemudian tidak dilaksanakan.