Sumber gambar, Owen Howells Photography
-
- Penulis, Charlie Buckland
- Peranan, BBC Wales
Peringatan: Artikel ini memuat rincian mengenai cairan tubuh, kematian, dan aksi kekejaman yang bisa mengganggu kenyamanan Anda
Pekerjaan ini bukan untuk orang yang gampang merasa jijik.
Ben Giles telah menghabiskan 25 tahun menyempurnakan keahliannya dalam menghilangkan noda apa pun, mulai dari tumpahan, serpihan, hingga ledakan di tempat kejadian perkara (TKP) kejahatan.
Ketika pria berusia 49 tahun tersebut memulai kariernya sebagai pembersih jendela di sebuah kota kecil di Wales barat, ia tak pernah menyangka pekerjaan itu akan membawanya ke bisnis bernilai jutaan poundsterling.
Suatu hari, secara kebetulan Ben menyadari bahwa dia bisa mematok harga tinggi untuk membersihkan sisa-sisa mayat, yang terpotong isi perutnya atau bak mandi yang penuh tinja.
“Bak mandinya rata dengan tinja di bagian atas, toiletnya penuh tinja, dapurnya menjijikkan, lantainya penuh kutu,” katanya.
Jadi bagaimana semua ini bermula?
Awal menjadi pembersih ekstrem
Awalnya Ben sedang membersihkan jendela di Cardigan, Wales, ketika salah satu klien meminta dia membersihkan rumah yang telah kosong selama 10 tahun.
Dengan perlindungan minim berupa penutup wajah poliester, pembersihan dilakukan.
Ben menuturkan, sedemikian menyengatnya bau yang keluar setelah pintu rumah dibuka, salah satu pria yang membantunya muntah saat memakai masker.
“Kami terpaksa melepas maskernya, semua muntahan berceceran di lantai. Jadi sekarang kami harus membersihkan muntahannya dan juga seluruh rumah,” kata Ben.
Ben menagih klien tersebut sebesar £2.000 (sekarang Rp44,2 juta). Kliennya langsung membayar dan “tidak bertanya apa-apa”.
Saat itulah ia menyadari telah menemukan “tambang emas”.
“Kami berpikir ‘kalau kami bisa menghasilkan begitu banyak uang dengan melakukan ini, apa hal terburuk yang bisa kami bersihkan?’ Akhirnya kami membersihkan apa saja.”
Sumber gambar, Owen Howells Photography
Pekerjaan ekstrem pertama mereka adalah membersihkan jasad seorang pria yang meninggal di sebuah rumah pertanian tua.
Jenazah pria itu baru ditemukan setelah dua bulan.
Sisa-sisa jenazahnya telah membusuk, menembus karpet dan lantai kayu, dan bahkan meresap hingga ke dalam beton.
“Kami membuka pintu dan segerombolan lalat biru terbang melewati kami. Kami tidak tahu apakah mereka membawa patogen apa pun dan kami harus mencoba membersihkan cairan tubuh berusia delapan minggu dari beton.”
“Itu benar-benar coba-coba, kami tidak tahu apa-apa.”
“Saya ingat kami sedang mengoleskan Vicks di bawah hidung kami, seorang asisten batuk dan dua potong kulit jeruk keluar dari maskernya. Ternyata dia memasukkan kulit jeruk ke dalam masker untuk menutupi bau [jenazah].”
Sumber gambar, Ben Giles
Peringatan: Foto selanjutnya menampilkan bangkai hewan laut
Sebagai salah satu perintis dalam jasa pembersihan esktrem, Ben mendapatkan akreditasi pembersihan bahaya biologi pertamanya dengan membersihkan saus tomat di atas meja pada 2000.
Ia menganggap peristiwa itu lucu karena sama sekali tidak mencerminkan pekerjaan dirinya yang sebenarnya.
Kini, 25 tahun kemudian, perusahaannya belum pernah menolak pekerjaan apapun—mulai dari membersihkan bangkai paus seberat 20 ton, tumpukan sampah dalam rumah, hingga darah dan mayat manusia.
Ben telah menyaksikan semuanya.
Sumber gambar, Ben Giles
Bagaimana baunya?
Namun, pertanyaan yang muncul di benak orang-orang ketika mereka mengetahui apa yang dilakukan Ben: Bagaimana baunya?
Aroma mayat bervariasi tergantung pada lemak tubuh seseorang, meskipun mayat itu telah membusuk dalam jangka waktu yang sama, kata Ben.
“Seorang perempuan tua, dengan berat sekitar 31kg, Anda tidak akan mencium bau [jasad] saat Anda masuk rumahnya.”
“Berbeda jika jasad pria atau perempuan seberat 127kg telah ditinggalkan dalam jangka waktu yang sama, Anda bisa mencium baunya dari depan pintu.”
Sumber gambar, Owen Howells Photography
Tips membersihkan noda
Tumbuh besar dalam keluarga petani mandiri, Ben terbiasa hidup berlumpur atau membantu kelahiran anak domba yang membusuk di dalam perut induknya.
Ben meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun. Karena tidak tertarik kuliah dan ingin tetap tinggal di Wales Tengah, dia mulai membersihkan jendela.
Kini, setelah menjadi pembersih ekstrem, Ben mengaku setiap “melihat sesuatu yang mengerikan, saya melihat lambang poundsterling”.
Awalnya, Ben menuntaskan dua atau tiga pekerjaan sebulan.
Kini usahanya telah berkembang antara 50 dan 100 pekerjaan seminggu. Bahkan, perusahaannya dipanggil ketika polisi membutuhkan pembersihan tempat kejadian perkara (TKP).
Sumber gambar, Ben Giles
Ketika kebanyakan tenaga pembersih mengandalkan berbagai pelarut dan disinfektan, Ben mengandalkan hal-hal dasar untuk membersihkan noda karpet biasa, yaitu bubuk atau cairan deterjen serta air hangat.
“Oleskan, lalu ambil gelas kaca dan gosokkan pada noda dengan gerakan memutar. Pegang dasar gelas di telapak tangan, sedangkan mulut gelas tertelungkup di atas karpet,” kata Ben.
“Gerakan memutar itu akan mengangkat noda ke dalam gelas. Adapun bagian dalam gelas dapat dilap untuk menghilangkan kotoran yang terkumpul,” tambahnya.
Kasus-kasus mengerikan membekas di kepala
Ben telah melatih sekitar 3.500 orang, tetapi mengakui bahwa menjadi pembersih bukan pekerjaan untuk semua orang. Sebab, hingga kini masih ada beberapa kasus yang membekas di benaknya selama bertahun-tahun.
Dalam satu kasus, seorang pria “memukuli” istrinya dan meninggalkannya di rumah mereka selama tiga hari. Perempuan ita ditemukan masih hidup oleh tetangga mereka, tapi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Sepanjang hidup saya, saya belum pernah melihat sesuatu yang begitu kejam,” katanya.
Pemandangan yang “sangat mengerikan” menyambutnya. Di dalam rumah, darah berceceran di mana-mana.
“Bagi saya, itu sangat tragis. Saya merasa sangat kasihan pada perempuan ini.”
“Mereka berdua adalah orang profesional, saya masih tidak tahu apa yang membuat seseorang bereaksi seperti itu dan mengambil nyawa orang lain.”
“Saya tidak bisa membiarkan pikiran saya terjerumus ke dalam pola pikir seperti itu karena itu sangat kelam.”
Ben juga pernah dipanggil untuk menangani kasus anjing sebuah keluarga membunuh bayi.
“Jadi saat kami sedang membersihkan di satu ruangan, kami bisa mendengar isak tangis dan tangisan di kamar sebelah”.
Ia menambahkan: “Ada saat-saat saya harus mengenakan topi kerja dan menyelesaikan pekerjaan. Saya tahu itu pekerjaan dan harus melakukannya walaupun saya bisa pergi begitu saja.”
“Saya menekannya terus-menerus.”
Cara-caranya untuk mengatasi emosi tersebut antara lain berjalan-jalan di sepanjang pantai, bermain golf, atau mengelus sapi-sapinya.
Sumber gambar, Ben Giles
Ketika menulis autobiografinya, The Life of a Crime Scene Cleaner, Ben membuka diri terhadap berbagai peristiwa yang telah disaksikannya.
“Rasanya semua emosi itu muncul begitu saja. Saya tidak akan menyebutnya terapi, karena saya tidak bisa bilang saya merasa lebih baik, tapi saya sudah melampiaskannya,” kata Ben.
“Saya sudah memikirkan judul untuk setiap cerita, dan ketika saya mulai menulis tentang setiap kasus, saya mulai menangis.”
Ben berterima kasih kepada keluarganya karena telah mendukungnya di tengah gejolak emosi yang ditimbulkan oleh pekerjaannya.
“Saya tahu apa pun yang terjadi di tempat kerja, saya pulang dan berada di tempat perlindungan bersama orang-orang yang saya cintai dan mencintai saya.”