Perempuan Aceh melawan patriarki melalui karya seni – ‘Saya tidak menolak syariat, tapi kenapa fokusnya ke tubuh perempuan, dan bukan korupsi’


Zikrayanti, Riska Munawarah, Arifa Safura, Inong Project, Cut Nya Dien, Aceh, seni kontemporer

Sumber gambar, Dokumen pribadi Zikra, Riska, Arifa

Keterangan gambar, Zikrayanti (kiri), Riska Munawarah, dan Arifa Safura (kanan).

    • Penulis, Heyder Affan
    • Peranan, Wartawan BBC News Indonesia

Tiga perempuan muda Aceh menyuarakan kritik terhadap sebagian pelaksanaan syariat Islam di wilayahnya yang dianggap merendahkan perempuan melalui keahlian mereka di bidang seni.

Seni peran, instalasi serta fotografi, menjadi media bagi tiga perempuan muda ini untuk angkat bicara agar didengar oleh pemerintah dan masyarakatnya.

Zikrayanti, Arifa Safura dan Riska Munawarah—melalui keterampilan dan kemampuannya—juga berusaha menggerakkan banyak orang agar lebih dekat ke arah kesetaraan gender.

Salah-satu langkah terbarunya, mereka berkolaborasi menggelar acara seni guna menafsir ulang sosok pahlawan nasional Cut Nyak Dhien.



listgameindo.site

Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad Left Ad
Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad Right Ad